Kamis, 27 September 2012

Cerpen Horor





Namaku Yamada Miiko. Sejak SMU 1 hingga aku SMU2 atau tepatnya sampai sekarang, aku sudah merasa ada yang aneh dengan sekolah ini. Sekolah yang kumaksud adalah, Sekolah SMU Hananoki. Aku merasa ada banyak orang yang selalu memperhatikanku/melihatku dalam-dalam. Itu bukan Pe-De! Itu Firasat! Hari ini sore hari setelah pulang sekolah..

“Miiko, hari ini ada PR kimia kan?” tanya Mari-Chan
“Yah! Aku sudah siap, lho! Mau kupinjam?” tawarku
“Ah! Miiko! Kamu baik banget!” kata Mari-Chan
“Tunggu sebentar yah..” kataku sambil membuka tasku
“Eh!? Lho!? Dimana yah, Latihan Kimia ku?” tanyaku sambil mengedah sekali lagi
“Um.. mungkin tertinggal..” kata Mari-Chan
“Mu..Mungkin saja yah? A..aku ambil dulu yah.. Kamu tunggu dirumahmu.. Nanti aku datang kerumahmu” kataku
“Oke.. Bye-Bye, Miiko” kata Mari

Aku kembali kesekolahku. Ada perasaan campur-aduk dihatiku. Antara takut dan Panik, Aku sering bermimpi-mimpi soal sekolah ku. Tapi, terkadang, aku membayangkan sekolah ini ada penunggunya. Apa iya? Kita belum tau pasti kan?
Aku berlari ke koridor, melewati loker dan beberapa jalur tangga. Kelasku terletak dilantai 5, lantai tertinggi. Semua kakak seniorku menolak untuk ke lantai itu. Mereka sih berpendapat terlalu jauh untuk meraih kelas. Aku kurang senang saat pemindahan kelas dilantai itu. Aku memasuki kelasku dan segera berjalan ditempatku yang terletak di belakang kelas. Tapi, aku melihat seorang anak perempuan yang menghadap membelakangiku duduk dikursi kosong. Kursi yang terletak dipojok kelas paling belakang. Tidak ada orang yang duduk disana. Kata guru sih meja dan kursinya rusak. Aku mencoba menegurnya.

“Hey, Ini siapa? Kan Pak Guru sudah bilang kalau meja dan kursi itu rusak. Sebaiknya kita pulang bareng aja yuk!” kataku
“.....................”
“Hey, Kamu tak mau pulang? Gerbang sekolah sudah mau tutup lho!” kataku
Namun masih belum ada jawaban. Perempuan itu tetap membelakangiku dan tak menjawab sepatah katapun. Aku tak bisa memaksa perempuan itu. Siapa perempuan itu? Bahkan aku belum pernah melihat perempuan dikelasku yang memiliki hairstyle itu.. Rambutnya lurus. Hitam Lebat dan agak panjang. Dia memakai baju seragam yang sudah agak rusuh dan kotor.

“Kamu nggak mau pulang? Ya sudah.. Ku tinggal yah” kataku sambil mengambil latihan kimiaku dan berjalan keluar kelas..

Sesampainya dibawah, Pak Satpam menegurku

“Yamada, Kamu murid yang pulang terakhir hari ini! Cepat pulang! Gerbang sudah mau ditutup!” kata Pak satpam itu
“Ah! Pak! Dikelasku masih ada seorang perempuan. Aku sudah ngajak dia turun! Tapi dia malah diam. Oh ya! Ngomong-ngomong, Kursi meja yang rusak dipojok kelas kami sudah diperbaiki yah?” tanyaku
“Hah? Yamada ada-ada saja. Sudah kuhitung semuanya sudah pulang. Kamu juga tadi sudah pulang kan? Kenapa balik lagi?” tanya pak satpam itu
“Latihan kimiaku tertinggal, pak.. Ya sudah.. aku pulang dulu” kataku dan pamit pulang

Aku berjalan didepan bayanganku sendiri diwaktu senja. Langit sudah mengeluarkan bercak-bercak merah. Aku memegang buku Kimiaku dan berjalan kerumah Mari-Chan. Sesampainya dirumah Mari-Chan, aku menekan bel dan Mari-Chan pun sudah keluar dan telah memakai piyama.

“Mari-Chan, ini latihan kimiaku. Besok kamu jangan lupa bawa yah!” pesanku
“Oke! Miiko mau makan malam dirumahku?” tanya Mari-Chan
“Oh! Tidak usah. Hari ini mamaku masak kok” kataku
“Oh.. Kalau begitu, bergegaslah pulang. Ibumu pasti sudah menantimu..” kata Mari-Chan
“Oke! Aku pulang dulu yah.. Bye-Bye, Mari-Chan” kataku dan berlalu
Aku mengambil kunci dari sakuku ketika didepan pintu rumahku dan memutarnya. Ah! Sepertinya mama belum pulang. Aku nggak punya kerjaan lagi deh. PR Kimia sudah selesai. Sudah mau pulang. Mamoru pasti lagi jemput Momo. Papa dan Mama juga pasti lagi kerja. Aku terduduk ditepi tempat tidurku dan mengambil pakaian untuk mandi. Ini pertama kalinya aku pulang selama ini. Biasanya jam 4 sudah sampai dirumah. Hari ini malah sampai jam 6. Aku masuk dikamar mandi dan mandi. Ketika selesai mandi, aku langsung mendengar bel pintu. Sepertinya Mamoru! Aku membuka pintu dan memang itu adalah Mamoru

Miiko, tolong gendong Momo!” kata Mamoru
“Ka..Kamu kenapa? Kok tergesa-gesa?” tanyaku
“Aku kebelet, tau!” kata Mamoru sambil berlari memasuki kamar mandi
“Huh! Biasanya ngomel kalau aku lari” kataku
“GYAA!!” Teriak Mamoru mengagetkan aku dan Momo
“Kenapa?” tanyaku
“Mii, Ma kenapa?” tanya Momo
“Nggak tau. Lihat yuk” kataku
“Miiko!!” teriak Mamoru
“Ke.. Kenapa? Kayak lihat hantu aja” kataku
“Di cermin.. Di Cermin..”
“Cermin WC? Kenapa?” tanyaku sambil memasuki WC, aku memandang kaca dan ternyata.. ada tulisan darah..

Aku Juga bisa punya sahabat! Orang yang menemuiku tadi, akan kujadikan sahabat abadiku! Dan dia nggak akan bisa lolos dari maut bahaya! Apapun yang terjadi, dia akan tetap menjadi sahabat abadiku..

“Ma..Mamoru.. kau yang tulis ini?” tanyaku
“Bukan! Bukan aku! Tadi waktu masuk udah ada! Ada nama pengirimnya! Tadi kamu kasih siapa aja masuk kerumah ini?” tanya Mamoru
“Nggak ada siapa-siapa kok! Tadi pas pulang pintunya masih kekunci kok!” kataku membela diri
“Ya sudah. Baca nama pengirimnya” kata Mamoru

*Darah* HANANOKI *darah*

“Hananoki? Dari sekolah Hananoki?” tanyaku
“Ada darah di sisi kanan dan kiri! Ada yang mencurigakan” kata Mamoru
“Jangan-jangan nama pengirim yang asli itu ada disisi kanan dan kiri” kata Mamoru lagi
“Oh! Kamu pintar! Sepertinya mama sudah mau pulang, ayo kita lap!” kataku
“Mii, itu darah siapa?” tanya Momo
“Momo, apapun yang terjadi, jangan bilang sama mama yah” kata Mamoru
“Oke, Maa!” kata Momo

Aku dan Mamoru pun membersihkan carmin dari darah. Aku merasa, dugaan tentang penunggu di Hananoki itu semakin jelas! Apalagi ketika aku mendengar cerita dari temanku, Nomura Yoshiki. Keesokan harinya, di SMU Hananoki ..

“Ku dengar-dengar, kemarin terjadi penampakan hantu Sadako dikelas kita!” kata Yoshiki
“Hah? Penampakan hantu sumur? Kok Sadako bisa dikelas kita?” tanya Yakko
“Menurut catatan buku Misteri dibukuku, ini penampakan yang ke 1000 kalinya! Siapa yang melihatnya kemarin bisa jadi Tumbalnya!” kata Yoshiki
“Untung kemarin munculnya pas semuanya udah pulang, yah” kata Nasu
“Selamat pagi!” kataku dan Mari-Chan bersamaan
“Miiko, terima kasih banyak untuk latihan kimiamu.. aku tertolong” kata Mari-Chan
“Oh ya? Turut senang deh” kataku
“Oh yah, Miiko.. Dihalaman paling belakang, ada pesan.. Tapi aku nggak berani baca. Soalnya dari tinta merah.. kayak darah lho! Kamu yang bikin kan? Kamu berbakat bikin surat hantu” kata Mari-Chan
“Hah?” tanyaku dan segera mengecek dan ternyata memang ada..
“Ma..Mari.. Aku nggak bikin surat ini kok” kataku mulai ketakutan..
“oh.. mungkin surat rahasia.. Baca saja..” kata Mari

Aku Juga bisa punya sahabat! Orang yang menemuiku tadi, akan kujadikan sahabat abadiku! Dan dia nggak akan bisa lolos dari maut bahaya! Apapun yang terjadi, dia akan tetap menjadi sahabat abadiku..

*Darah* HANANOKI *Darah*

“Hah!? Surat yang sama! Bahkan nama pengirimnya juga sama.. Darah disamping kiri kanan dan Hananoki ditengahnya” batinku
“Miiko!? Wajahmu pucat” kata Mari-Chan
“Be.. Benarkah?” tanyaku
“Miiko, Kamu nggak papa?” tanya Yakko
“A.. Aku nggak papa! Hanya ada sedikit.. Sedikit”

BRUK!!
Aku pingsan dikelas menimbulkan keributan besar dikelas. Aku tak tau siapa yang membawaku ke UKS. Saat aku bangun, Tappei-Kun sudah didepanku.

“Ta..Tappei” kataku
“Yamada, kamu kenapa?” tanya Tappei
“aku hanya.. kaget saja kok” kataku
“Karena?” tanyanya
“Aku.. hanya akan menceritakannya padamu. Tolong jangan bilang pada siapapun yah..” kataku
“Baik” katanya
“Kemarin.............Begitulah ceritanya. Gimana menurutmu?” tanyaku
“Ka.. Kamu.. Tumbal Sadako!!” kata Tappei
“Ha? Maksudmu?” tanyaku
“Tadi pagi Yoshiki Cerita.......................Kamu kemarin melihat Sadako kan? Kamu tumbalnya! Dia nggak akan melepaskanmu!” kata Tappei dengan nada meyakinkan
“Hah!? A.. aku nggak mau jadi tumbalnya.. aku disekolah ini untuk mengapai prestasi.. bukan mau mati” kataku sambil menangis
“Tenang, Yamada! Aku akan melindungimu sampai penghabisan!” kata Tappei
“Ma...makasih, Tappei..” kataku

Aku sendiri tidak menyangka aku bisa menjadi tumbalnya Sadako si Hantu sumur. Penyebabnya buku Kimia itu! Aku nggak akan mengalami hal seperti itu kalau buku kimiaku nggak tertinggal. Tapi sepertinya ini takdirku. Takdir yah takdir! Jalani saja apa adanya. Semuanya sudah diatur tuhan.

“Miiko, Aku dengar dari Tappei. Kamu tumbalnya Sadako?” tanya Mari-Chan
“Iya, Mari-Chan! Aku sarankan kalian jangan dekat-dekati aku..” kataku
“Bagaimana bisa!? Kamu sudah begitu baik terhadap kami” kata Mari-Chan
“Ma..Mari-Chan..”
“Ngomong-ngomong Sadako itu apa yah?” tanya Mari-Chan
“Ma..Mari, Kurasa kamu harus lebih banyak membaca informasi hantu” kataku
“Wah? Horor yah? Aku suka! Aku selidiki dulu” kata Mari-Chan

Sepulang sekolah, Aku pulang sendirian. Sambil berpikir keras. “Apa memang aku?”. Aku memang selalu membaca komik seram / membaca cerita seram tentang SADAKO. Tapi, siapa yang menduga kalau aku tumbalnya?

“Aku pulang” kataku sambil membuka pintu. Kusadari sudah ada yang pulang.
“Mii!” Kata Momo
“Momo-Chan! Ngga nyadar yah umurmu sudah 6 tahun” kataku
“Mii, Hari ini sekolah mengadakan perlombaan menggambar, lho!” kata Momo
“Oh ya? Menggambar apa?” tanyaku
“Jimat” kata Momo
“!!.. Ji..Jimat! Yah! Itu yang kubutuhkan sekarang!” batinku
“Momo, boleh pinjam kakak jimatmu?” tanyaku
“Oh,.. Sebentar yah” kata Momo sambil berlari kekamar dan mengambil sebuah buku gambar..
“Mii, ini jimatnya! Bagus nggak?” tanya Momo
“Aduh, Momo ==’ maksudku Jimat pemberian nenek lho!” kataku
“Oh! Itu.. Kurasa terjatuh atau terselip! Mii, Jimat itu sepertinya sudah hilang” kata Momo
“Momo.! Ayo, kita cari! Kamu sayang sama kakak kan?” tanyaku
“Oh.. Tentu saja!” kata Momo
“Mamoru mana?” tanyaku
“Maa sedang membuang sampah.. Mii, memangnya kegunaan jimat ada yah?” tanya Momo
“Momo, Kita selama ini kurang memanfaatkannya. Gunanya sebagai pelindung” kataku
“Oh..Mii, kita cari yuk” kata Momo..

1Jam, 2Jam, Bahkan 3Jam. Kami belum menemukan Jimat Momo. Bagaimana ini? Apa hidupku akan berakhir seperti ini?Aku masih mau melihat Momo tumbuh besar!

“Mii! Ketemu!” teriak Momo kegirangan
“Hah? Benar!? Makasih, Momo!” kataku
“sama-sama, Mii” kata Momo

Aku memberanikan diri mendatangi sekolah yang sudah pukul 8 malam itu. Dan saya sudah merasakan hal-hal aneh ketika aku masuk.

“Miiko Yamada.. Saya sudah menunggumu” kata seseorang
“Iya! Aku tau” kataku
“Kamu mau mati sekarang?” tanyanya
“Bukan! Aku Mau bertanya” kataku
“Tanya? Tanyalah.. Aku tak mau ada yang mati penasaran!” katanya
“Oke! Apakah kamu Sadako Sasaki ‘si Hantu sumur’?” tanyaku
“Yah! Kalau kau anak yang aktif mengetahui informasi, kau akan tau siapa tumbalnya” katanya
“Yah.. Itu aku kan?” tanyaku
“Haha.. Yah! Apa Cuma itu pertanyaanmu?” tanyanya
“Bu.. Bukan! Bukan hanya itu.. Mengapa kamu bisa disekolah kami? Kan tempatmu disumur!” kataku
“Itu yang kau tak tau! Aku hanya muncul disekolahmu waktu-waktu tertentu” katanya
“Kenapa harus sekolah kami!?” tanyaku
“Karena ini bukan hanya sekolahmu!” bentaknya agak keras
“Jadi, intinya. Kau sekolah disini?” tanyaku
“Yah! Tentu saja! Aku mati saja, aku tak tau mengapa! Apa kamu mau seperti itu?” tanyanya
“Tidak! Kuharap kamu kembali kesumur dan nggak menganggu sekolah ini lagi” kataku
“Tidak bisa! Sekolah ini penyebab kematianku! Kalau mau aku pergi, Sekolah ini harus hancur!” katanya
“Tapi kan bukan sekolah ini yang membuat mu mati! Mungkin saja ada orang lain” kataku
“Haha! Bukan! Aku bilang sekolah ini!” katanya kemudian dia keluar dari kegelapan dan menghampiriku..

Alangkah menakutkan hatiku. Dia punya rambut yang amat panjang, Baju yang bersimbah darah dan aku tau itu baju putih dari salah satu bagian yang tak ternoda darah. Tangan kanannya putus dan tangan kirinya memegang bagian tangannya yang putus. Kakinya nggak menyentuh lantai tapi, terus menintikan darah. Wajahnya terlihat sedikit dari rambutnya bahwa dia tak mempunyai mata. Lalu, dia mencekikku menggunakan satu tangannya dan merobek bagian tanganku mengunakan tangan kanannya yang sudah putus dan tanganku mengeluarkan darah yang tentu saja banyak.

“KYYAA!!” teriakku
“Sudah kubilang kau tak akan lolos dariku” kata Sadako sambil mengambil pisau dan hendak mengeluarkan mataku.
“KYAA!!” teriakku dan sadar akan Jimat Momo, aku mengeluarkannya tanpa basa-basi dari kantongku. Jimat itu langsung membuat Sadako menjauh dariku
“.......................................SUATU HARI AKU AKAN KEMBALI!!......”
“Hosh.. Hosh.. Aku hampir mati!” batinku

Sejak saat itu, Sadako tak lagi muncul dihidupku. Meskipun tanganku masih berbekas, tapi aku masih bersyukur dapat hidup.. Suatu hari..Ketika aku sedang berjalan ke WC..

“Uh..! Lega” batinku
“Aku mau tumbal..” itulah kata-kata yang terdengar saat aku meninggalkan WC. Aku langsung berlari tanpa menoleh kebelakang.

“HAI! NAMAKU HANAKO!” kata Hanako yang mendadak didepanku
“....” aku terdiam mengingat Sadako. Aku nggak mau berurusan dengan HANTU apapun lagi!! Teriakku dalam Hati

*Kejadian akan terulang lagi*

1 komentar: