Satu
tahun telah berlalu dan kebahagiaan mereka pun bertambah. Ani
melahirkan bayi perempuan yang sehat. Bayi perempuan itu bernama Merry.
Bukan hanya itu saja kebahagiaan mereka. Hasil panen mereka juga bagus
semuanya. Setiap hari mereka lalui dengan gembira dan bahagia.
Tak
terasa mereka bertiga menjalani kehidupan yang bahagia dan suka cita
telah enam tahun berlalu. Anaknya Merry juga telah menginjak umur enam
tahun. Merry juga sudah mulai membantu bantu diladang. Karena mereka
tidak mempunyai biaya, Merry tidak bisa sekolah. Sehingga akhirnya
ibunya mengajari Merry membaca dan menulis saja.
Musim
telah berganti. Dari musim semi ke musim gugur. Kehidupan diladang
menjadi tidal mudah. Padi yang ditanam oleh Yoga semuanya mati. Tanah
diladangnya tidak subur lagi. Yoga pun bingung harus bagaimana dan
melakukan apa. Setiap hari Yoga duduk melamun dan tidak melakukan
kegiatan apa – apa. Ani tidak tega melihat suaminya begitu terus. Dan
akhirnya dengan uang yang sedikit ia mulai membuat kue coklat dan
menjualnya. Merry membantu ibunya berjualan kue coklat. Kue coklat itu
dibuat dengan rasa kasih dan sayang sehingga rasa kue itu menjadi
nikmat. Mereka berdua berjualan kue coklat keliling kota karena didesa
orang orangnya hanya sedikit. Jarak dari desa ke kota cukup dekat
sehingga mereka berdua cukup jalan kaki saja untuk sampai ke kota.
Hari
– hari berganti dengan cepat. Kehidupan keluarga itu tetap menjalani
hari – harinya dengan kemiskinan. Suatu hari Yoga terserang penyakit
aneh. Ia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya, tetapi ia masih tetap
bisa bicara. Ia juga terserang demam yang sangat tinggi. Istrinya tidak
bisa berbuat apa – apa selain berdoa kepada tuhan.
“
ayah cepatlah sembuh, nanti kalau sudah sembuh ceritakan aku sebuah
cerita lagi “ ucap Merry. Ayahnya hanya tersenyum lembut. Ibunya
menangis mendengar anaknya berbicara seperti itu, karena ia fikir tak
lama lagi ayahnya meninggal. Ibunya membelai anaknya dengan penuh rasa
kasih sayang.
Benar
juga perasaan Ani. Yoga sudah tidak sanggup lagi menahan penyakitnya
dan akhirnya ia pun meninggal dunia. Meninggalkan istri dan seorang anak
perempuan yang berumur enam tahun.
Ani
seorang diri bekerja sebagai penjual kue coklat demi untuk mencari
sesuap nasi. Menjual keliling kota bersama anaknya Merry adalah satu –
satunya kebahagiaan yang ia miliki.
“
ibu, apakah nanti kita bisa bertemu ayah lagi ?” ucap Merry “ ia sayang
di kehidupan esok kita akan berjumpa dengan ayah “ ucap ibunya “ aku
sedih ayah sudah tidak ada “ ucap Merry “ bergembiralah sayang, ayah mu
selalu ada disisimu. Ia selalu melihatmu dari surgaNya dan ia selalu
berdoa untuk mu agar kamu selalu sehat “ ucap Ani
Mereka
menjajakan kue coklat buatan mereka kesetiap orang yang mereka jumpai. “
kue coklatnya paman. Kue coklat untuk menghilangkan kesedihan “ ucap
Merry “ oh ya ? kebetulan paman sedang sedih, paman akan membeli
sepotong. Siapa nama mu nak ?” ucap orang itu “ nama aku Merry.
Terimakasih sudah mau membeli kue coklat ini “ ucap Merry “ kamu sangat
baik, hati – hati dijalan ya nak “ ucap orang
itu. Mereka berdua kembali menjajakan kue coklat buatan mereka. Mereka
keliling kota hingga sore hari dan mereka kembali pulang kerumahnya.
Keesokan
harinya mereka kembali menjajakan kue coklat kekota. Tetapi kesialan
kembali menghampiri mereka. Saat sedang ingin menyebrang, Merry
tertabrak mobil yang dikendarai oleh orang tua.
“
anakku bertahanlah aku akan membawamu ke puskesmas dekat rumah.
Bertahanlah sayang “ ucap ibunya sambil menangis “ bu biar saya antar
anak ibu kerumah sakit terdekat “ ucap orang itu “ saya tidak memiliki
biaya untuk membawa anak saya kerumah sakit “ ucap Ani “ biarlah saya
yang menanggung biaya rumah sakitnya “ ucap orang itu
Orang
tua itu ternyata orang yang membeli kue coklat kemarin. “ anda baik
sekali, saya tidak tahu harus berbuat apa “ ucap Ani “ tak apa, lagi
pula saya telah menabrak anak ibu “ ucap orang itu
Lalu Merry langsung dibawa kerumah sakit terdekat. Ibunya tak berhenti dari doanya kepada tuhan untuk kesembuhan anaknya.
Mukjizat
diturunkan oleh tuhan kepada Merry. Kesembuhan yang ditunggu oleh
ibunya telah datang. Dan akhirnya Merry terbangun dari komanya yang
panjang.
“
ibu, dalam mimpiku ayah selalu menemaniku kemana saja dan ia selalu
menceritakan dongeng yang indah kepadaku “ ucap Merry “ ibu kan sudah
bilang kepadamu ayah selalu menemanimu kapan saja “ ucap ibunya
Keesokan
harinya orang tua itu datang kerumah sakit. “ owh, apakah paman yang
waktu itu membeli kue aku ?” ucap Merry “ ia nak dan paman ingin meminta
maaf karena paman telah menabrak mu hari yang lalu “ ucap orang itu “
tidak apa – apa paman. Oh iya bagaimana rasa kue coklatnya ?” ucap Merry
“ hmm.. rasanya sangat menakjubkan. Kue coklat itu mendatangkan
kebahagiaan untuk paman “ ucap orang itu “ maaf pak, besok kami harus
pulang dan ingin berjualan lagi, saya tidak mempunyai biaya untuk
menggantikan uang bapak karena membayar rumah sakit ini. Bagaimana kalau
hasil penjualan saya tiap hari saya berikan
untuk bapak ?” ucap Ani “ hoho, tidak usah bu. Tidak perlu.emm.. oh iya
bagaimana kalau kalian tinggal dirumah saya saja ? saya merasa kesepian
dan tidak ada yang menemani saya “ ucap orang itu “ maaf pak, saya
tidak ingin menikah lagi. Terima kasih “ ucap Ani “ oh, maksud saya
bukan untuk itu. Mungkin kalau ada Merry saya tidak merasa kesepian lagi
“ ucap orang itu “ tapi bagaimana dengan rumah saya dan kue – kue saya
?“ ucap Ani “ nanti akan saya urus bagaimana nantinya “ ucap orang itu
Keberuntungan
hinggap dikeluarga Merry. Keesokan harinya mereka tinggal dirumah orang
itu. Orang itu membukakan took kue coklat untuk usaha mereka berdua.
Tahun demi tahun berganti, dan took kue coklat mereka menjadi banyak
dikunjungi orang banyak. Banyak pelanggan yang berdatangan dari luar
negeri untuk mencicipi kue coklat itu. Kue coklat itu mampu membuat
perasaan menjadi bahagia, sehingga banyak orang ingin merasakanya. Dan
akhirnya Merry dan ibunya hidup bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar