Senin, 04 Maret 2013

cara meredam amarah

- Puasa secara bahasa berarti menahan diri dari melakukan sesuatu. Namun bagaimana jika kita tanpa sadar tersulut emosi? Bagaimana meredamnya?
Dosen IAIN Antasari Banjarmasin Hj Masyitah Umar mengatakan puasa berarti menahan diri dari segala hal yang membatalkan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat serta beberapa persyaratan tertentu.
Salah satu yang dapat mengurangi nilai puasa, bahkan dapat membatalkannya adalah emosi yang tak terkendali. Tuntunan dalam syari'ah agar emosi dapat dikendalikan antara lain:
1. Segera berwudu, karena dapat menyegarkan anggota badan tertentu dan tentu dengan mengingat Allah. Imam Al-Maraghi menyebutkan orang yang bersuci dengan wudu artinya orang yang bebas dari cacat dan kekurangan baik fisik maupun mental, sehingga seseorang mampu untuk mengendalikan dirinya (ensiklopedi makna Alqurab: 406),
Dengan berwudu semua pancaindra menjadi dingin, termasuk kepala, kedua tangan dan kedua kaki, semunya menjadi bersih dan Allah menyukai orang-orang yang bersih (QS Al-Taubah ayat 108). "Aththahuuru nishful iimaani." Artinya bersuci adalah separuh iman. (Diriwayatkan oleh Tirmizi dan Muslim)
2. Rangkaian dari wudu berikutnya adalah dengan niat dan mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, seseorang akan dapat menyadari bahwa dia, misalnya tidak boleh marah, dendam, dengki dan melakukan sesuatu yang dapat merusak puasanya dan lain-lain (Sabda Rasulullah SAW riwayat Bukhari dan Abu Daud): "Ashshiyaamu junnatun, faidzaa kaana ahadukum shaaunan falaa yarfats, walaa yajhal, fainim ruu-un qaa au syaatamahu fak yaqul: innii shaaimun ...., Artinya: Puasa itu merupakan benteng, maka jika salah seorang diantaramu berpuasa, janganlah ia berkata keji dan mencaci maki, seandainya ada orang yang mengajaknya berkelahi atau mencaci makinya hendaklah dikatakannya: saya ini berpuasa ..... Artinya puasa harus mampu mengendalikan diri (emosi), sehingga jiwanya akan tenang.
Perhatikan QS Al-Ra'du 28, berikut: "Alaa bidzikrillahi thathmainnuk quluubu". (QS Al-Ra'du ayat 28). Artinya: Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
3. Ucapkanlah sebanyak-banyaknya astaghfirullahal adziim (aku mohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung; dan sembari ketika emosi membara kemudian kemudian tertuju kepada lain, upayakan bahwa kita hanya mengingat hal-hal positif dari orang lain tersebut. Maafkanlah dan lupakanlah hal-hal yang buruj yang ada pada orang lain (senantiasa positif thinking) atau berpikir positif.
Dalam Kitab Ihya Ulumuddin Imam Al-Gazhali, bahwa emosi dapat dikendalikan dengan melalui puasa, karena berpuasa dapat melatih kesabaran seseorang. Saba Rasulullah SAW, riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah: "Ashshumu nishfus shabri: "Artinya, puasa adalah separuh kesabaran. Demikian pula QS Al-Zumar ayat 10, bahwa kesabaran akan dapat pahala dari Allah dan dapat mengendalikan emosi.
Jadi menghadapinya; perbanyak istighfar, berwudu, sehingga kita dapat bersabar (menahan atau kendali hati) untuk mengingat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar